Kecintaan RasullAlloh Melebihi Cintaku Terhadap Seisi Dunia Ini
Assalamu’alaikum para kawula muda, masih sibukkah
kalian dengan liburan tahun baru yang cukup pajang kemarin. Tentunya cukup
melelahkan dan menguras kocek yang cukup banyak dengan diskon akhir tahun
besar-besaran dipusat perbelanjaan. Seakan-akan melupakan naiknya harga BBM
(Bahan Bakar Minyak). Naik Rp 1.500 yang seakan-akan terlupakan dengan gemerlap
akhir tahun dan tahun baru dengan diskon harga yang cukup besar. Namun akankah
kalian tidak melupakan hari yang sangat pentingkan, jika mengaku beriman dan
cinta terhadap RasulNya Ingat pastiya dengan nama Aminah yang melahirkan
Muhammad seorang pada 12 Rabiul Awwal tahun gajah sebagai tertanda gagalnya
penghancuran Baitulah oleh tentara gajah berkat Karunia Allah SWT.
Rasa cinta pernah diungkapakan oleh salah satu
sahabat Rasul yang terkenal dengan kekuatan dan keberanian serta
kelembutan hatinya. Beliau terkenal masuk pada Khulafaur Rasyidin. Beliau tidak
lain adalah Umar bin Khathob RadiAllahu Anhu.
Rasul
pada suatu ketika betemu dengan salah satu sahabatnya yakni Umar bin
Khathob dan bertanya dengan deskripsi peecakan sebagai beriku :
Rasul : Wahai Umar
bolehkah Saya bertanya kepada engkau ?.
Umar : Boleh ya Rasul.
Tentang apa wahai Rasul ?.
Rasul : Apakah
imanmu sudah sempurna wahai Umar ?
Umar : Sudah wahai Rasullullah.
Rasul : Jika engaku
bisa memilih. Lebih sayang mana antara saya atau anakmu yang engkau pilih wahai
Umar ?
Umar : Saya lebih
memilih anak saya wahai RasulAllah, sebab anakkulah wahai Rasul
yang menjadi penerus ku untuk memperjuangkan Agama yang engkau bawa ini wahai RasulAllah.
Rasul : Ternyata
Imanmu belum sempurna wahai Umar.
Kemudia
Umar heran dengan tanggapan dari Rasul dan mrnungi dengan
tanggapan dari Rasul. Keesokan harinya Umar bin Khathob bertemu
dengan Rasul dan bertanya dengan pertanyaan yang sama. Percakapanpun
berjalan dengan khusyuk, dengan percaapan sebagai berikut :
Rasul : wahai Umar
apakah engkau masih beriman ?
Umar : masih wahai
Rasul.
Rasul : Sudah sempurnakah
iman engkau wahai Umar?
Umar : Sudah
sempurna wahai Rasul.
Rasul : Kalau
begitu lebih cinta mana wahai Umar antara aku atau dirimu sendiri wahai Umar?
Umar : Tentu saja
diriku wahai Rasul, karena dengan diri inilah aku bisa membela dan
memperjuangkan serta mencintaiMu wahai Rasul.
Rasul : Ternyata
imanmu belum sempurna wahai Umar.
Umarpun tertunduk dengan lesu dan merenungi pertanyaan
serta jawab yang diberikannya. Kecintaan dan kepedulian terhadap Rasulullah
dengan Ridho dari Allah mempertemukannya kembali. Rasulullah
Muhammad SAW bertanya kemabali kepada
Sayidina Umar bin Khathob R.A dengan keadaan sebagai berikut :
Rasul : Wahai Umar
masihkah engkau beriman kepada Allah dan RasulNya ?
Umar : tentu saja
masih wahai Rasul.(Umarpun berfikir dan heran dengan pertanyaan
yang ketiga kalinya ini).
Rasul : Sudah
sempurnakah iman engkau wahai Umar?
Umar : Sudah wahai
RasulAllah.
Rasul : Jika itu
benar, siapa yang engkau pilih aku atau dirimu dan anakmu ?
Umar : tentu saja
engkau wahai Rasul.
Rasul : Mengapa
demikian wahai Uamar ?
Umar : karena
Cintaku kepada engkau wahai Rasul elebihi dunia dan seisinnya serta
diriku dan anakku sekalipun.
Rasul : Imanmu
sudah sempurna wahai Umar.
Dari
percakbapan inipun bisa kita simpulkan bahwa rasa cinta terhadap Rasul
ini bisa mengalahkan rasa cinta segala sesuatu yang ada didunia ini. Kita bisa
bercermin kepada kita sedah seberapa banyak kalimah shalaawat Nasbi kita
dengungkan. Masih ingatkan wahai kaum pemuda dengan maulid Nabi Muhammad SAW. Hidonosme, kapitalisme telah menutup mata
dengan rapat yang telah membutakan mata hati cayang kecintaannya melebihi
kecintaanya terhadap Rasul.
Masuk
surga menjadi dambaan setiap umat Islam. Sudah pantaskah kita bisa masuk surge
dengan sholat dan tidak berpacaranpun belum cukup. Karena masih ada perintah
untuk saling mengingatkan betapa petntingnya menerapkan hukum Alloh di
Buminya dengan contoh sesuai sistem kenabian dengan bukti Daulah Islamiyah yang
bertahan hampir 1300 tahun. Hal ini bukan Uthopis belaka akaan tetapi sebuah
kanyataan dan tuntutan dari Allah dan sebagai bukti kecintaan teradap RasulNya
beriman tidak setengah-setengan. Namun diwujudkan dengan masuk Islam secara Kaffah atau keseluruhan.
Maka
dari itu persiapkan dan pataskan diri untuk surgannya Allah dengan
kecintaan terhadap RasulAllah SAW menjadikannya sebagai suri tauladan
yang paling utama dengan didukung menyempurnakan mengembalikan kejayaan Islam
secara Kaffah.